Aku pulang.

Ibu,
Kau yang paling mengerti
Mengapa aku bersikukuh mencintai lelaki yang tak kau sukai;
Hingga kau menyukainya.

Kau yang paling mengerti
Mengapa aku tak pernah menyerah mengatakan aku mencintainya
Hingga hujan pun menyerah membasahiku.

Ibu,
Kau tahu pasti,
Pelukmu yang menenangkanku saat hatiku luluh lantak,
Karna aku terlalu erat mencintainya.
Menyesakkan nafasnya.

Ibu,
Kau yang paling mendukungku menyayangnya,
Meski ku tau matamu kecewa
Karna aku yang mengejarnya; terbalik.
Maafkan aku, ibu.

Ibu,
Kau tahu tentu,
Aku selalu mengingat dan belajar padanya..

Bahwa layaknya pasir,
Semakin erat aku menggengamnya, semakin cepat butirnya perlahan habis.
Tapi aku menyerah hari ini, ibu.
Aku memutuskan tak menggengamnya. 

Aku pulang, ibu.
Ke pelukmu.