my beloved city!

Hai semuanya!
haha Blogku banyak mengalami perombakan nih! yeah mulai dari layoutnya, sampe postingan-postingannya. Bingung kan post curhatan'' ku yang 'blablabla' ilang? haha iya lebih baik begitu daripada nanti kena kasus kaya bu Prita. hiaha, okeh lanjut..

Centre Of Interest Jepara

Kabupaten Jepara, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Jepara. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di barat dan utara, Kabupaten Pati dan Kabupaten Kudus di timur, serta Kabupaten Demak di selatan. Wilayah Kabupaten Jepara juga meliputi Kepulauan Karimunjawa, yang berada di Laut Jawa.

Kabupaten Jepara terletak di pantura timur Jawa Tengah, dimana
bagian barat dan utara dibatasi oleh laut. Bagian timur wilayah
kabupaten ini merupakan daerah pegunungan.
Wilayah Kabupaten Jepara juga meliputi Kepulauan Karimunjawa, yakni gugusan pulau-pulau di Laut Jawa.
Dua pulau terbesarnya adalah Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan.
Sebagian besar wilayah Karimunjawa dilindungi dalam Cagar Alam Laut
Karimunjawa. Penyeberangan ke kepulauan ini dilayani oleh kapal ferry
yang bertolak dari Pelabuhan Jepara. Karimunjawa juga terdapat lapangan
terbang perintis yang didarati pesawat berjenis kecil dari Semarang.




Asal nama Jepara berasal dari perkataan Ujung Para, Ujung Mara dan
Jumpara yang kemudian menjadi Jepara, yang berarti sebuah tempat
pemukiman para pedagang yang berniaga ke berbagai daerah. Menurut buku
“Sejarah Baru Dinasti Tang (618-906 M)” mencatat bahwa pada tahun 674 M
seorang musafir Tionghoa bernama I-Tsing pernah mengunjungi negeri
Holing atau Kaling atau Kalingga yang juga disebut Jawa
atau Japa dan diyakini berlokasi di Keling, kawasan timur Jepara
sekarang ini, serta dipimpin oleh seorang raja wanita bernama Ratu
Shima yang dikenal sangat tegas.
Menurut seorang penulis Portugis bernama Tome Pires dalam bukunya
“Suma Oriental”, Jepara baru dikenal pada abad ke-XV (1470 M) sebagai
bandar perdagangan yang kecil yang baru dihuni oleh 90-100 orang dan
dipimpin oleh Aryo Timur dan berada dibawah pemerintahan Demak.
Kemudian Aryo Timur digantikan oleh putranya yang bernama Pati Unus (1507-1521). Pati Unus mencoba untuk membangun Jepara menjadi kota niaga.
Pati Unus dikenal sangat gigih melawan penjajahan Portugis di Malaka
yang menjadi mata rantai perdagangan nusantara. Setelah Pati Unus wafat
digantikan oleh ipar Faletehan /Fatahillah yang berkuasa (1521-1536). Kemudian pada tahun 1536 oleh penguasa Demak yaitu Sultan Trenggono,
Jepara diserahkan kepada anak dan menantunya yaitu Ratu Retno Kencono
dan Pangeran Hadiri suami. Namun setelah tewasnya Sultan Trenggono
dalam Ekspedisi Militer di Panarukan Jawa Timur pada tahun 1546,
timbulnya geger perebutan tahta kerajaan Demak yang berakhir dengan
tewasnya Pangeran Hadiri oleh Aryo Penangsang pada tahun 1549.
Kematian orang-orang yang dikasihi membuat Ratu Retno Kencono sangat
berduka dan meninggalkan kehidupan istana untuk bertapa di bukit
Danaraja. Setelah terbunuhnya Aryo Penangsang oleh Sutowijoyo, Ratu
Retno Kencono bersedia turun dari pertapaan dan dilantik menjadi
penguasa Jepara dengan gelar NIMAS RATU KALINYAMAT.
Pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat (1549-1579), Jepara
berkembang pesat menjadi Bandar Niaga utama di Pulau Jawa, yang
melayani eksport import. Disamping itu juga menjadi Pangkalan Angkatan
Laut yang telah dirintis sejak masa Kerajaan Demak.
Sebagai seorang penguasa Jepara, yang gemah ripah loh jinawi karena
keberadaan Jepara kala itu sebagai Bandar Niaga yang ramai, Ratu
Kalinyamat dikenal mempunyai jiwa patriotisme anti penjajahan. Hal ini
dibuktikan dengan pengiriman armada perangnya ke Malaka
guna menggempur Portugis pada tahun 1551 dan tahun 1574. Adalah tidak
berlebihan jika orang Portugis saat itu menyebut sang Ratu sebagai
“RAINHA DE JEPARA”SENORA DE RICA”, yang artinya Raja Jepara seorang
wanita yang sangat berkuasa dan kaya raya.
Serangan sang Ratu yang gagah berani ini melibatkan hamper 40 buah
kapal yang berisikan lebih kurang 5.000 orang prajurit. Namun serangan
ini gagal, ketika prajurit Kalinyamat ini melakukan serangan darat
dalam upaya mengepung benteng pertahanan Portugis di Malaka, tentara
Portugis dengan persenjataan lengkap berhasil mematahkan kepungan
tentara Kalinyamat.
Namun semangat Patriotisme sang Ratu tidak pernah luntur dan gentar
menghadapi penjajah bangsa Portugis, yang di abad 16 itu sedang dalam
puncak kejayaan dan diakui sebagai bangsa pemberani di Dunia.
Dua puluh empat tahun kemudian atau tepatnya Oktober 1574, sang Ratu
Kalinyamat mengirimkan armada militernya yang lebih besar di Malaka.
Ekspedisi militer kedua ini melibatkan 300 buah kapal diantaranya 80
buah kapal jung besar berawak 15.000 orang prajurit pilihan. Pengiriman
armada militer kedua ini di pimpin oleh panglima terpenting dalam
kerajaan yang disebut orang Portugis sebagai “QUILIMO”.
Walaupun akhirnya perang kedua ini yang berlangsung berbulan-bulan
tentara Kalinyamat juga tidak berhasil mengusir Portugis dari Malaka,
namun telah membuat Portugis takut dan jera berhadapan dengan Raja
Jepara ini, terbukti dengan bebasnya Pulau Jawa dari Penjajahan
Portugis di abad 16 itu.
Sebagai peninggalan sejarah dari perang besar antara Jepara dan
Portugis, sampai sekarang masih terdapat di Malaka komplek kuburan yang
di sebut sebagai Makam Tentara Jawa. Selain itu tokoh Ratu Kalinyamat
ini juga sangat berjasa dalam membudayakan SENI UKIR yang sekarang ini
jadi andalan utama ekonomi Jepara yaitu perpaduan seni ukir Majapahit
dengan seni ukir Patih Badarduwung yang berasal dari Negeri Cina.
Menurut catatan sejarah Ratu Kalinyamat wafat pada tahun 1579 dan
dimakamkan di desa Mantingan Jepara, di sebelah makam suaminya Pangeran
Hadiri. Mengacu pada semua aspek positif yang telah dibuktikan oleh
Ratu Kalinyamat sehingga Jepara menjadi negeri yang makmur, kuat dan
mashur maka penetapan Hari Jadi Jepara yang mengambil waktu beliau
dinobatkan sebagai penguasa Jepara atau yang bertepatan dengan tanggal
10 April 1549 ini telah ditandai dengan Candra Sengkala TRUS KARYA
TATANING BUMI atau terus bekerja keras membangun daerah.


 Tokoh - tokoh Jepara

  • Ratu Shima
  • Pati Unus
  • Ratu Kalinyamat
  • R.A. Kartini
  • K.H. Ahmad Fauzan


Pariwisata

  • Air Terjun Songgolangit
  • Gua Tritis
  • Museum R.A. Kartini di Jepara
  • Pantai Kartini di Jepara
  • Benteng Portugis di banyumanis
  • Pantai Tirto Samudro (Pantai Bandengan)
  • Pulau Panjang
  • Pulau Karimunjawa dan gugusannya
  • Pusat Tenun Ikat Troso di Ds. Troso Kec. Pecangaan
  • Pusat Kerajinan Monel Kriyan di Ds. Kriyan Kec. Kalinyamat
  • Pantai Balong
  • Masjid Mantingan di Mantingan
Makanan
  • Adon-adon Coro = minuman jahe santan dengan irisan kelapa bakar, yang disajikan hangat.
  • Es Gempol = minuman santan dan gempol (bola dari tepung beras), biasa disajikan manis, asin, hangat ataupun dingin.
  • Es Pleret = minuman santan dan pleret (tepung beras yang dimakan sedikit kenyal) hampir mirip dengan gempol.
  • Dawet Jepara (Es Cendhol / Cendol) = terbuat dari bahan-bahan tepung sagu, gula merah asli, santan kelapa.
  • Rondo Royal = tape goreng yang dibungkus tepung.
  • Klenyem = ketela parut goreng isi gula merah.
  • Kenyol = ketela parut dibungkus daun pisang dan tengahnya diisi gula merah, cara masak dikukus.
  • Nogosari = tepung dibungkus daun pisang dan tengahnya diisi buah pisang masak, cara masak dikukus.
  • Moto Belong = ketela parut dibungkus daun pisang dan tengahnya
    diisi buah pisang masak, cara masak dikukus, dan disajikan dengan cara
    dipotong-potong agak miring menyerupai bola mata dan dimakan dengan
    kelapa yang diparut dicampur sedikit gula.
  • Poci = tepung dari ketan yang dibungkus daun pisang dan dibentuk kerucut diisi campuran kelapa parut dan gula merah.
  • Kuluban = urap-urap dengan nangka muda, kacang panjang dan daun mudanya, tauge mentah, dan buah petai, disajikan mentahan.
  • Pecel Ikan Laut Panggang = ikan laut bakar dengan bumbu sambal santan kelapa.
  • Horok-horok = makanan yang sangat langka dan hanya ditemukan di
    jepara ini dibuat dengan bahan baku sagu. dengan cara pembuatan yang
    cukup aneh yaitu menggunakan sisir rambut. bentuknya seperti busa
    sterofom yang kenyal dengan rasa sedikit asin. biasanya dimakan sebagai
    campuran bakso,gado-gado, ataupun lainnya.
  • Bontosan = adonan krupuk ikan tenggiri dalam bentuk gelondongan dan sudah dikukus.
  • Sate Udang dan Sate Kerbau
  • Terasi Jepara.
  • Durian Petruk.
  • Gereh Iwak Teri = Ikan teri yang dijadikan semacam ikan asin, kebanyakan dari pulau karimunjawa.
  • Latuh/Lato = sejenis rumput laut, enak dimakan dalam keadaan segar, dan konon bisa menyembuhkan radang tenggorok, amandel.
  • Tempong (blenyik) = ikan teri mentah yang dikeringkan, bentuknya seperti bakwan.
  • Sutet = Susu Telor Tegangan Tinggi


Potensi

Jepara dikenal sebagai kota ukir, karena terdapat sentra
kerajinan ukiran kayu ketenarannya hingga ke luar negeri. Kerajinan
mebel dan ukir ini tersebar merata hampir di seluruh kecamatan dengan
keahlian masing-masing. Namun sentra perdagangannya terlekat di wilayah
Ngabul, Senenan, Tahunan, Pekeng, Kalongan dan Pemuda. Selain itu,
Jepara merupakan kota kelahiran pahlawan wanita Indonesia R.A. Kartini.
Potensi Kabupaten Jepara :
  • Industri Mebel Ukir Jepara. Industri ini tersebar luas di hampir semua kecamatan Jepara, kecuali Kecamatan Karimun Jawa
  • Kerajinan Patung & Ukiran. Sentra Kerajinan ini terdapat di
    desa Mulyoharjo Jepara. Di sana terdapat lebih dari 90 pengusaha di
    bidang kerajinan Patung dan Ukiran
  • Kerajinan Relief.Sentra Kerajinan ini terdapat di Desa Senenan, dekat Rumah Sakit Kartini Senenan Jepara.
  • Mebel & Kerajinan Rotan. Kerajinan rotan in terkumpul di Desa Teluk Sidi Jepara.
  • Tenun Ikat Troso (sarung, sprei, korden, bahan baju terbuat deri
    sutra dan katun). Sentra Tenun ini tersentra di daerah Troso, Pecangaan
    Jepara.
  • Kerajinan Monel
  • Kerajinan Gerabah Mayong
  • pariwisata
Industri Mebel dan Kerajinan merupakan industri andalan kabupaten
Jepara. Industri tersebut telah menjadi tulang punggung perekonomian
Jepara. pariwisata Jepara memiliki banyak objek menarik yang dapat
dikembangkan lebih baik lagi, diantaranya Pantai Kartini, Bandengan dan
karimun jawa. karena keterbatasan APBD yang ada, maka pengembangan pun
belum optimal. selain itu, yang saat ini menarik adalah wisata budaya
dan wisata industri. industri mebel dan ukir jepara yang berbasis HOME
INDUSTRI dan merupakan kerajinan tangan dapat pula dikembangkan menjadi
wisata industri sekaligus wisata belanja produk kerajinan jepara.